Komponen ini mencakup, (a) sejarah Al-Quran, (b) rasm Al-Quran, (c) i'jaz Al-Quran, (d) munasabat Al-Quran, (e) qishash Al-Quran, (f) jadal Al-Quran, (g) aqsam Al-Quran, (h) amtsal Al-Quran, (i) naskh dan mansukh, (j) muhkam dan mutasyabih, dan (k) al-qira'ah.
1 Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman p-issn: e-issn: Vol. 19, No. 02, Desember 2019, Ani Jailani 1, Hasbiyallah 2 1 Program Study Pendidikan Agama Islam, Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2 Dosen Tafsir Tarbawi, Pasca UIN Sunan Gunung Djati Bandung anijailani06@gmail.com ABSTRAK. Proses pendidikan yang menggunakan media amtsal (perumpamaan), dimaksudkan untuk membentuk berbagai premis diharapkan peserta didik mampu untuk merumuskan istimbathnya secara logis, dan melatih daya Ijtihad yang kuat. Sedangkan Qasam merupakan gaya bahasa yang dijunjung tinggi didalam kebudayaan dan kebiasaan bangsa Arab dalam rangka demi menjaga kehormatannya. Dengan bentuk gaya bahasa dengan tujuan untuk menguatkan setiap pernyataan yang disampaikan. Hakikat qasam dalam al-tafsir al- Bayani terdiri dari dua aspek, yaitu etimologi dan terminologi. Dari segi etimologi qasam bermakna sumpah yang benar berbeda dengan kata half yang mengandung arti kebohongan sumpah dan ketidaksungguhan si pengucapnya. Secara terminologi, qasam adalah gaya bahasa dalam al-qur an yang menjelaskan makna sebuah ayat dengan cara penalaran indrawi yaitu pengalihan perhatian (lafitah) dari sesuatu yang dapat dirasakan (hissi) kepada sesuatu yang abstrak. Bentuknya ada dua, yaitu sumpah dengan huruf wau al-qasam dan sumpah dengan huruf la. Fungsi qasam dalam al-tafsir al-bayani telah beralih dari fungsi asalnya yakni untuk mengagungkan atau memuliakan objek sumpah menjadi sebuah retorika bayani yang bertujuan menganalogikan antara muqsam bih dengan jawab al-qasam. Kata kunci: Amtsal, Qasam dan Al-Qur an PENDAHULUAN Al-Qur'an adalah kitab yang diwahyukan Allah untuk memberi petunjuk kepada orang yang berkebajikan, untuk membawa berita tentang penyelamatan kepada orang-orang saleh dan peringatan tentang azab bagi para pelaku kejahatan (Faruq Sherif 2001: 59). Dalam mentransformasikan pesan-pesan Ilahi tersebut, baik berupa kabar gembira ataupun peringatan, melalui al-qur'an Allah menggunakan beberapa media atau metode. Pertama, dengan mengisahkan suatu qishshah atau peristiwa. Metode ini bertujuan agar manusia dapat mengambil pelajaran dari suatu peristiwa. Kedua, dengan menggunakan qasam atau sumpah. Metode ini digunakan untuk mengukuhkan dan meyakinkan pesan yang akan disampaikan. Metode yang ketiga, dengan metode jadal, yaitu berdebat dengan memberikan argumentasi-argumentasi yang tidak dapat dibantah lagi kebenarannya. Dan metode keempat, dengan menggunakan amtsal, yaitu dengan memberikan perumpamaan-perumpamaan agar pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami, dan diresapi, Kempat metode transformasi pesan di atas digunakan untuk mengantisipasi kesiapan jiwa setiap individu dalam menerima kebenaran ajaran al-qur'an. Sebab dalam mengapresiasi pesan al-qur'an tersebut terdapat kecenderungan yang berbeda-beda. Ada orang yang mudah Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. 19, No. 02, Desember 2019,
Makalah Amtsal Dan Aqsam Al-Qur an
2 menerima pesan yang disampaikan dan ada juga yang sulit untuk menerimanya, bahkan ada juga yang enggan menerima kebenaran ajaran al-qur'an. Adapun Penggunaan metode keempat yaitu amtsdl atau matsal bertujuan untuk mendapatkan hakikat-hakikat yang tinggi makna, karena dituangkan dalam kerangka yang baik dan mendekatkan kepada pemahaman. Lebih lanjut, amtsdl merupakan salah satu medium yang dapat menampilkan makna-makna dalam bentuk yang hidup dan mantap dalam pikiran, dengan cara menyerupakan sesuatu yang ghaib dengan yang hadir, yang abstrak dengan yang kongkrit dan dengan menganalogikan sesuatu dengan yang serupa. Itulah sebabnya maka amtsal sangat efektif dalam mendorong jiwa untuk menerima apa yang dimaksudkan dan membuat akal merasa puasb1. Bahkan menurut Muhammad Rasyid Ridla (1865 M-1935 M) dalam tafsirnya Al-Manar digunakannya uslub matsal dikarenakan mampu memberikan bekas dan mengaktifkan kemauan berbuat, seolah-olah membisikkan dengan sangat mantap ke telinga si-penerima, sehingga kesan menembus hati, bahkan sampai menyentuh bagian jiwa yang paling dalam. METODOLOGI Metode Penelitian ini ditinjau dari segi jenisnya termasuk penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan melalui riset terhadap berbagai literatur (pustaka) yang berkaitan dengan tema penelitian, Bahasa Tamsil hadis Nabi saw. Pada kitab Riyadhush Shalihin. Sedangkan dari segi analisis data yang dilakukan, penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian analitis kritis. 2 Menurut Noeng Muhadjir, penelitian ini adalah model studi pustaka atau teks yang seluruh substansinya memerluk an olahan filosofik atau teoritik yang terkait dengan nilai-nilai (values). 3 Dalam hal ini, kajian hadis ini diarahkan pada aspek teoretis dan praktis. Selanjutnya mengingat fokus kajian ini teori dan langkah - langkah praktis memahami hadis Nabi saw, maka penelitian ini tentunya bersifat kualitatif. Seperti yang diungkap Moleong, bahwa di antara urgensi penerapan penelitian kualitatif adalah untuk pengkajian secara mendalam yang berupaya menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah diketahui. 4 1 Abduh Muhammad dan Rasyid Ridha, Tafsir al-manar, Beirut: Dar almakrifah, 1975 M./1393 H. hal Jujun Suriasumantri, "Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan dan Keagamaan: Mencari Paradigma Kebersamaan, dalam Mastuhu (dkk), Tradisi Penelitian Agama Islam, (Bandung: Nuansa, 1998), h Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), h Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. 19, No. 02, Desember 2019,
3 Ani Jailani1, Hasbiyallah2 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGERTIAN AMTSAL DAN QASAM AL-QUR AN 1. Pengertian Amtsal Al-Qur an Sebelum lebih jauh mengkaji pengertian amtsdl al-qur'an, perlu kiranya dijelaskan pengetian amtsal itu sendiri. Kata ا مثال merupakan bentuk jamak dari مثل secara bahasa mempunyai arti yang cukup variatif sesuai dengan bentuk pola/ wazan kata tersebut. Diantaranya adalah ماثل yang berarti menyerupai, مثل) ) yang berarti menyerupakan, mencontohkan, menggambarkan, (تمثل) yang berarti tergambar, terbayang, menjadi contoh, مثل atau مثل yang berarti sama, serupa, contoh, teladan, tipe dan مثال yang berarti model, tipe (Ahmad Warson 1997: ). Secara etimologi kata matsal, mitsal dan matsil berarti sama dengan syabah, syibah dan syabih. Kata matsal juga dipergunakan untuk menunjukan arti keadaan, sifat dan kisah yang mengagumkan 5. Hal ini dapat dilihat dalam ayat-ayat al Qur an antara lain: Qur an surat al Baqarah ayat 17. م ث ل ه م ك م ث ل ٱ لذ ى ٱس ت و ق د ن ار ا ف ل ما ا ض ا ء ت م ا ح و ل ه ۥ ذ ه ب ٱ ب ن ور ه م و ت ر ك ه م ف ى ظ ل م ت لا ي ب ص ر و ن Artinya : Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Abd al-rahman Husein dalam bukunya al Amtsal al-qur'aniyah, وصف الشي بعبارة كلامية نظرا الى ان الا وصف التى بذكر لشي ما ترسم له مثل وصفيا بدلالة تعبيرية "Mensifati sesuatu dengan perkataan perumpamaan, dengan memperhatikan bahwa sifat-siat yang disebutkan bagi sesuatu sebagai simbol baginya, (juga berpa) misal dari sisi sifat dengan petunjuk-pelunjuk perumpaman "( Abd al-rahman Husein Hanbakah al-maydani 1980: 17) Sementara itu, batasan pengertian amtsal Al-Qur an secara terminologi sebagaimana dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut : Menurut Ibn Al Qayyim, amtsal adalah menyerupakan dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya, dan mendekatkan sesuatu yang bersifat abstrak dengan yang bersifat indrawi atau mendekatkan salah satu dari dua yang kongkrit atas yang lainya dan menganggap yang satu sebagai yang lain. Abu Sulaiman dalam mengomentari brbagai detinisi yang dikemukakan oleh ahli amtsal berkata bahwa matsal itu adalah menyamakan keadaan sesuatu dengan keadaan sesuatu yang lain, ngkapannya, bisa brupa isti'arh, tsybih yang shar, atau ayat-ayat yang singkat dengan makna yang dalam (i'jaz). Ahmad Iskandari dan Musthafa 'Inani Bey menjelaskan efinisi amtsal sebagai berikut : المثل قول محكى ساي ر يقصدمنه تشبيه حال الذى حكى فيه بحال الذى قيل لا جله 5 Munir Ahmad, Tafsir Tarbawi Mengungkap Pesan Al Qur an tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2008) h Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. 19, No. 02, Desember 2019, 16 26
4 Artinya: Matsal adalah cerita (ucapan) yang sudah menjadi suatu ungkapan yang tersiar (umum) yang tujuannya mempersamakan keadaan sesuatu yang tengah dibicarakan dengan keadaan sesuatu yang pernah dibicarakan orang 6. Definisi selanjutnya seperti dijelaskan oleh mufassir Ahmad Musthafa al-maraghi ( 1888 M-1952 M) yaitu : المثل و المثل والمثيل كالشيه والشبه والشبيه وزنا ومعناثم استعمل فى بيان حال شيء وصفته التى توضحه وتبين حاله كقوله : وt المثل الا على Artinya: "Al-Matsal, al-mistl, dan al-matsil bobot dan maknanya sama dengan kata-kata Syabah, syibh, dan syabih. Kata iersebut kemudian digunakan dalam rangka menjelaskan keadaan sesuatu dan sifat-sifatnya yang menjelaskan hal ihwalnya, sebagaimana firman Allah : "Bagi Allah sifat Maha Tinggi".(Ahmad Musthafa al-maraghi 1365: 57). Dari definisi-definisi yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik suatu pengertian bahwa amtsal Al-Qur an adalah membuat perumpamaan- perumpamaan mengenai keadaan sesuatu dengan sesuatu yang lainya baik dengan menggunakan kalimat metaforis (isti arah), dengan cara anthrofomorphism (tasybih) atau dengan cara lainya. Dengan demikian, jika diperhatikan secara seksama, bahwasannya perumpamaan-perumpamaan di dalam Al-Qur an menggunakan bentuk yang beragam, yang kira-kira denganya dapat diperoleh pelajaran dan nasihat serta dapat ditangkap dan difahami oleh akal sehat. Baik yang berkaitan dengan masalah metafisika, seperti gambaran keindahan syurga, sikap orang-orang kafir dalam menghadapi petunjuk dan lain-lain. Ketika Allah membuat perumpamaanperumpamaan di dalam Al-Qur an bagi manusia, kadang-kadang menggunakan bentuk jama (amtsal) dan kadang-kadang menggunakan bentuk mufrad (matsal) dalam beberapa ayat dan surat. 2. Macam-macam Matsal al-qur'an Adapun mengenai macam-macam amtsal dalam Al-Qur an, para ulama berbeda pendapat. Salahsatunya menurut Manna al Qaththan dan Muhammad Bakar Ismail membagi amtsal menjadi tiga macam, yaitu al Musharrahah atau al Qiyasiah, al kaminah dan al Mursalah. Dalam Tulisan ini penulis akan memaparkan dari pendapat Manna al Qaththan dan Muhammad Bakar Ismail di atas. 1) Amtsal al Musharrahah Ialah matsal yang diungkapkan dalam al - Qur'an mempunyai kesamaan dengan kenyataan yang dialami oleh masyarakat dalam kehidupannya. Amtsal al Musharrahah juga diartikan perumpamaan yang di dalamnya menggunakan lafal matsal atau sesuatu yang menunjukkan kepada pengertian lafal tersebut, tasybih dengan menggunakan huruf kaf. وهي ما صرح فيها بلفظ المثل, ا و ما يدل على التشبييه Artinya: Matsal musharrahah atau Zahir Musharrah adalah matsal yang di dalamnya dijelaskan dengan lafazh matsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih. al-ma'arif, 1978) h 16 6 Iskandari Ahmad dan Musthafa 'Inani, Al-Wasith fi Adab al-arab wa Tarikhihi, (Cairo : Dar Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. 19, No. 02, Desember 2019,
2ff7e9595c
Comments